Yang Diperluas dari Surat: Anti-Ideologi dari Peralihan Nasib Manshur Zikri | Artikel | 09/03/2024 Yang Diperluas dari Surat: Fantastisisme Peralihan Nasib Manshur Zikri | Artikel | 04/03/2024 Yang Diperluas dari Surat: Interpolasi Naratif dalam Peralihan Nasib Manshur Zikri | Artikel | 29/02/2024 Yang Diperluas dari Surat: Struktur Naratif Peralihan Nasib Manshur Zikri | Artikel | 25/02/2024 Ornamentalitas Percakapan di antara Bebatuan Kelabu Manshur Zikri | Artikel | 26/11/2023 Dunia Piatu di antara Bebatuan Kelabu Manshur Zikri | Artikel | 19/11/2023 Kaos sebagai Ujung-Pangkal Estetik dalam Mengenal Dunia yang Luas dan Besar Manshur Zikri | Artikel | 07/08/2023 Sensibilitas Material dalam Mengenal Dunia yang Luas dan Besar Manshur Zikri | Artikel | 04/08/2023 Tentang Cinta dan Harmoni dalam Mengenal Dunia yang Luas dan Besar Manshur Zikri | Artikel | 02/08/2023 Menjejaki Cikal Bakal Anti-Realisme dalam Selamat Tinggal yang Panjang Manshur Zikri | Artikel | 17/07/2023 Menjelajahi Renjana Perempuan dalam Pertemuan Singkat Manshur Zikri | Artikel | 11/07/2023 Materialisme, Ornamentalisme, dan Fantastisisme Manshur Zikri | Editorial | 01/07/2023

Jurnal Footage Video

La Jetee, diambil dari sebuah judul film, La Jetée (1962) karya Chris Marker, adalah sebuah rubrik diskusi film yang dikurasi oleh Jurnal Footage selama pandemi covid-19. Diskusi ini dilakukan setiap hari Minggu, pukul 20.00 WIB, dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Jurnal Footage.

Diskusi bersama Afrian Purnama, Manshur Zikri, dan Yuki Aditya. Membahas empat film: Old Cinema, Bologna Melodrama (Davide Rizzo, Italia, 2011), Janji Joni (Joko Anwar, Indonesia, 2005), Porn Theater (Jacques Nolot, Prancis, 2002), dan Goodbye, Dragon Inn (Tsai Ming-liang, Taiwan, 2003).

Diskusi bersama Dhuha Ramadhani, Hafiz Rancajale, dan Mahardika Yudha. Membahas tiga film: Hashti, Tehran (Daniel Kotter, Jerman, 2016), L’Avventura (Michelangelo Antonioni, Italia, 1960), dan Blissfully Yours (Apichatpong Weerasethakul, Thailand, 2002).

Diskusi bersama Luthfan Nur Rochman, Manshur Zikri, dan Afrian Purnama. Membahas tiga filem: The Uprising (Peter Snowdon, 2013), Chronicle of a Summer (Jean Rouch & Edgar Morin, 1961), dan The War Game (Peter Watkins, 1965).

Diskusi bersama Afrian Purnama, Akbar Yumni, dan Luthfan Nur Rochman. Membahas tiga film: Zone Zero (Farzad Moloudi, Belgia, 2015), Parasite (Bong Joon-ho, Korea Selatan, 2019), dan Petit a Petit (Jean Rouch, Prancis, 1971).

Diskusi bersama Dhuha Ramadhani, Manshur Zikri, dan Mahardika Yudha. Membahas tiga film: I am the People (Anna Roussillon, 2014), Description of a Struggle (Chris Marker, Prancis, 1960), dan Narita: Heta Village (Shinsuke Ogawa, Jepang, 1973).

Diskusi bersama Otty Widasari, Pingkan Polla, dan Manshur Zikri. Membahas tiga film: The Fly Misery of Quamé Nyantakyi (Jan Willem van Dam, Belanda, 2018), I Live in the Dream of My Mother (Jan Willem van Dam, Belanda, 2011), dan In Vanda’s Room (Pedro Costa, 2000, Portugal).

Kultursinema adalah salah satu platform yang diinisiasi oleh Forum Lenteng. Sejak tahun 2014 hingga 2019, Kultursinema selalu terselenggara dalam bentuk pameran, dan menjadi bagian dari rangkaian acara ARKIPEL – Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival. Selama pandemi covid-19 di tahun 2020, Kultursinema mengadakan rubrik diskusi, membahas sejarah sinema Indonesia. Diskusi ini disiarkan langsung melalui kanal YouTube Jurnal Footage.

Diskusi tentang pengalaman menonton film Lumiere dan tentang film-filmnya di Asia dalam Pameran Kultursinema #1; bersama Afrian Purnama, Dini Adanurani, Luthfan Nur Rochman, dan Mahardika Yudha.

Diskusi tentang jajahan teknologi sinema yang dipresentasikan pada Pameran Kultursinema #1; bersama Afrian Purnama, Luthfan Nur Rochman, dan Mahardika Yudha.

Diskusi tentang “Mitos Sinema Paripurna” (André Bazin); bersama Mahardika Yudha, Dini Adanurani, Luthfan Nur Rochman, Prashasti Wilujeng Putri, dan Wahyu Budiman Dasta.

Diskusi tentang film, ruang menonton, dan penonton di Hindia-Belanda sebelum 1926; bersama I Gde Mika, Mahardika Yudha, Robby Ocktavian, Volta Ahmad Jonneva, dan Wahyu Budiman Dasta.

Diskusi tentang buku “Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film di Jawa” dan “The Komedi Bioscoop: Early Cinema in Colonial Indonesia”; bersama Mahardika Yudha, Afrian Purnama, dan Valencia Winata.

Diskusi tentang pengalaman menonton film-film bertema politik Etis dan modernisasi Hindia-Belanda yang dibuat oleh sutradara-sutradara Belanda; bersama Luthfan Nur Rochman, I Gde Mika, Mahardika Yudha, dan Wahyu Budiman Dasta.

Diskusi tentang pengalaman menonton film yang diproduksi di Hindia-Belanda, yang dibuat oleh sutradara-sutradara Belanda; Membicarakan lanskap, orang-orang, dan arsitektur. Bersama Mahardika Yudha, Afrian Purnama, Volta Jonneva, dan Prashasti Wilujeng Putri.

JUMPCUT merupakan sebuah rubrik (playlist) di kanal YouTube Jurnal Footage yang secara khusus membicarakan film melalui ulasan, rekomendasi, diskusi, dan reka ulang adegan, dengan semangat dan gairah merayakan sinema.

Tentang The Night of the Hunter (1955) karya Charles Laughton.

Tentang My Stupid Boss (2016) dan My Stupid Boss 2 (2019) karya Upi Avianto.

Tentang Tamu Agung (1955) karya Usmar Ismail.

Tentang Cintaku di Rumah Susun (1987) karya Nya Abbas Akup.

Tentang Aruna dan Lidahnya (2018) karya Edwin.

Tentang Azrax (2013) karya Dedi Setiadi.

Tentang Apa Jang Kau Tjari, Palupi? (1969) karya Asrul Sani.

Tentang 5 Cm (2012) Rizal Mantovani.

Tentang Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (2020) karya Angga Dwimas Sasongko.

Tentang Secangkir Kopi Pahit (1985) karya Teguh Karya.

Tentang Mana Tahaaan… (1979) karya Nawi Ismail.

Tentang Humba Dreams (2019) karya Riri Riza.

Tentang Gengsi Dong (1980) Nawi Ismail.

Tentang Si Mamad (1973) karya Sjuman Djaya.

Tentang Guru-Guru Gokil (2020) karya Sammaria Simanjuntak.

Tentang Lagi-Lagi Krisis (1955) karya Usmar Ismail.

Tentang Ngenest (2015) karya Ernest Prakasa.

Start typing and press Enter to search