In Artikel

Arkipel International Documentary and Experimental Film Festival pertama akhirnya dibuka. Direktur artistik Arkipel Film Festival, Hafiz Rancajale, menyebutnya sebagai, “memberikan sebuah tontonan baru” dalam sambutannya pada pembukaan Arkipel Festival di GoetheHaus, 24 Agustus 2013. Perhelatan budaya yang dibidani oleh Forum Lenteng, bisa dikatakan sebagai usaha mengisi ruang kosong yang sekian lama belum terisi para pelaku kebudayaan sinema di Indonesia, untuk menanggapi minimnya sebuah khasanah estetika sinema dunia beserta diskursusnya yang hadir di dunia perfileman Indonesia. Usaha tersebut benar-benar diperlihatkan pada pembukaan festival ini, ketika menayangkan beberapa karya kompetisi pembuka seperti Hermeneutics (2012) sebuah karya dari Alexei Dmitriev (Rusia), dan J. Werier (2012) karya Rhayne Vermette (Kanada)  yang cukup memberikan diskursus tentang bentuk (form) sinema dalam khasanah dokumenter dunia serta pemutaran karya yang cukup menghibur dari sutradara Boris Seewald (Jerman) dengan judul Momentum (2013). Acara yang dihadiri para penonton yang memenuhi dan melebihi jumlah kursi yang tersedia, cukup memberikan semacam kejutan visual dalam melihat karya-karya kompetisi disajikan pada pembukaan Arkipel Festival.

Sekitar 37 karya filem dunia akan dikompetisikan, beserta Program Kuratorial, Penayangan Khusus, Presentasi Khusus, serta program Diskusi Publik, yang akan diadakan pada festival yang bercita-cita memberikan sebuah karya dan diskursus baru mengenai perkembangan sinema dokumenter eksperimental dunia di Indonesia. Arkipel International Documentary and Experimental Film Festival, telah mengawali perhelatannya pada 24 Agustus 2013 siang, pukul 13.00 di kineforum (Taman Ismail Marzuki), dengan menayangkan Petit à Petit (1970), Jean Rouch dalam Program Kuratorial berjudul “Kepengarangan dalam Dokumenter”. Lalu Program Penayangan Khusus dengan memutar Forgotten Tenor (1994), Abraham Ravett. Petit à Petit sendiri dipilih dalam Program Kuratorial sebagai usaha memberikan wacana dokumenter yang membuka kemungkinan-kemungkinan fiksional dalam menggambarkan impresi kebenaran, serta peluang keterlibatan para subyek filem dalam mengkonstruksi gambar. Pada Penayangan Khusus, karya Forgotten Tenor memberikan khasanah baru dalam cara bertutur dokumenter tentang biografi seorang tokoh.

Arkipel Festival akan diadakan pada tanggal 24-30 Agustus 2013. Sebagai sebuah perhelatan penting dan pertama di Indonesia, semangat dan antusias para panitia dan kurator bisa dilihat dari karya dan tema program yang mereka pilih, sehingga perhelatan ini sangat layak untuk disaksikan guna meningkatkan wacana dan pengalaman menonton sebuah ‘tontonan baru’ dalam khasanah sinema dokumenter dunia.

Selamat berfestival!

Recommended Posts

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Start typing and press Enter to search