In Tokoh
[tab] [tab_item title=”ID”] Dalam beberapa pameran video dan seni media yang sempat saya kunjungi, kehadiran karya-karya video menjadi salah satu bagian yang penting dalam presentasi seni media. Namun, bagaimanakah kita mendefinisikan “karya” video tersebut? Dalam perspektif “klasik” definisi video diartikan sebagai karya audio visual yang menggunkan unsur tersebut menjadi karya yang non-naratif. Tapi, bisakah kita percaya kepada definisi tersebut jika kita melihat karya Rafaël Rozendaal yang berjudul No Disc (2006) ini?

nodiscnodisc2nodisc3

No Disc

Rozendaal meletakkan beberapa tabung monitor televisi di lantai yang terhubung dengan pemutar DVD. Pemutar tersebut tidak memainkan keping DVD, ia hanya berada di posisi stand by (siap memutar) yang lazim saat kita belum memasukan keping DVD. Dalam setiap alat pemutar, telah tersimpan program screen saver yang akan muncul saat alat tersebut tidak dimainkan. Seniman muda ini dengan jeli menangkap fenomena teknologi yang yang sederhana ini.

2010_nest_04-700x456muchbetterthanthis02

Dari No Disc ini, kita bertanya-tanya bagaimana karya seni video itu didefinisikan. Pada sebuah diskusi di Surabaya beberapa tahun lalu seorang seniman mengatakan pada saya, “Saya tidak suka dengan karya media, karena hanya mengambil apa saja untuk diletakkan, kemudian itu disebut karya seni. Seni itu seharusnya ada proses inspirasi dan memasaknya seperti kita membuat makanan”. Jadi, dalam perspektif seniman itu, karya Rozendaal ini tidak termasuk karya seni.

Begitulah, ada jarak yang jauh antara fenomena teknologi dan cara berpikir “media” dengan padangan modernis seniman kita. Padahal kalau kita menarik pikiran tentang “inspirasi” dan “memasak” pada karya-karya Rozendaal, bukanlah pada materinya. Namun dapat kita lihat pada pertarungan ide. No Disc memberikan gambaran jelas tentang pertarungan ide tentang seni video dan representasi visual dalam konteks seni rupa, seniman ini mencabut “kebendaan” pada karya video. Yang ia hadirkan hanyalah perangkat-perangkat pemutar yang sebenarnya dalam perspektif “kebendaan seni” bukanlah karya seni. Tapi Rozendaal bukanlah membicarakan “karya” seni itu sebagai format estetika benda, No Disc membangun ambiguitas kita pada kebudayaan dan teknologi.

rafaelTattoo-on-Sunsetdollarposter-700x528

Selain menggunakan berbagai teknologi media, Rafaël Rozendaal juga menggukan tubuhnya sebagai “media”. Seperti pada karya Self portrait on Sunset Blvd (2007), Rafaël Rozendaal menuliskan “internet” pada bagian belakang bibirnya. Ia juga menggunakan I-Phone dalam memproduksi teaser video untuk aplikasi telepon pintar tersebut.

Rafaël Rozendaal (1980) adalah seniman muda yang saat ini menetap di Amsterdam, Belanda. Dia adalah salah seorang cucu dari mantan presiden Brazil, Humberto Castello Branco (1964 –1967). Selain membuat karya-karya video, seniman ini juga aktif mempresentasikan karya-karya seni internet, instalasi, drawing, buku dan interaktif.

All-domain-paintingdrawing-1drawin-2internet-painting

Beberapa pameran penting Rafaël Rozendaal rentang 2002-2010:

Texture Maps, dikurasi oleh Eelco van der Lingen, Nest, The Hague, Circa art fair, Preteen gallery, Puerto Rico;
Better Brain: Projected Manifestations of Futurity
, Future Gallery;
Biennale di Venezia, Padiglione Internet,
dikurasi oleh Miltos Manetas and Jan Aman, Venice;
Are you sure you are you?
, Spencer Brownstone Gallery, NYC;
Loop of Neen
, Loop Festival, Barcelona;
It Will Never be the Same
, quarantine, Amsterdam (pameran tunggal);
White Trash
, electronic orphanage, Los Angeles (pameran tunggal);
Biennale.net
, deitch projects, New York;
Tirana Biennale
, Tirana Albania.

Web: newrafael.com
[/tab_item] [tab_item title=”EN”]

“Media” In the Mind of Rafaël Rozendaal

In a number of video and media art exhibitions that I attended, video works emerge as a vital part in the presentation of media art. But how do we define video “works”? From the classic perspective, video is defined as non-narrative audio visual work. Can we still cling to this definition upon reviewing Rafaël Rozendaal’s No Disc (2006)?

nodiscnodisc2nodisc3

No Disc

Rozendaal placed a number of television screen tubes on the floor and connected them to a DVD player. The player did not read any disc; it merely remained in stand by position as often seen when one is yet to insert any disc. In any kind of player, there is a default screensaver shown each time the device turns idle. This young artist sharply observed this ordinary technological occurrence.

2010_nest_04-700x456muchbetterthanthis02

Through No Disc, we question how video art is defined. During a discussion a few years ago in Surabaya, an artist said to me, “I dislike media art because it puts just about anything and call it art. Art should possess a deliberate process of inspiration and be thoroughly baked, like when one is preparing a meal.” Hence, viewed from his perspective, Rozendaal’s work is no art.

So there we have such gapping perspective between technology phenomenon and media ways of thinking and our artist’s modernist view. But if we stretch our point of view concerning inspiration and the “cooking” of Rozendaal’s work, it does not lay in the material that he presented in his work. Rozendaal’s work is all about a clash of ideas. No Disc gives a vivid description of the clash of ideas on video art and visual representation within the visual art context; Rozendaal removed all “materiality” in video work. What he presented are devices which are—within the perspective of art materiality—not art works. But he did not speak of art work as a form of material aesthetic. No Disc shapes our ambiguity toward culture and technology.

rafaelTattoo-on-Sunsetdollarposter-700x528

Besides getting his hands on various media technology, Rozendaal also used his body as media. In one of his works, Self Portrait on Sunset Blvd (2007), he wrote the word “internet” on the inner side of his lip. He also used IPhone in making a video teaser for an app.

Rafaël Rozendaal (1980) is a young artist currently resides in Amsterdam, Netherland. He is the grandson of the former Brazilian president, Humberto Castello Branco (1964-1967). Besides making video works, he widely presents internet art works, installations, drawings, books and interactive art works.

All-domain-paintingdrawing-1drawin-2internet-painting

Several of Rafaël Rozendaal’s noteworthy exhibitions circa 2002-2010:

Texture Maps, dikurasi oleh Eelco van der Lingen, Nest, The Hague, Circa art fair, Preteen gallery, Puerto Rico;
Better Brain: Projected Manifestations of Futurity
, Future Gallery;
Biennale di Venezia, Padiglione Internet,
dikurasi oleh Miltos Manetas and Jan Aman, Venice;
Are you sure you are you?
, Spencer Brownstone Gallery, NYC;
Loop of Neen
, Loop Festival, Barcelona;
It Will Never be the Same
, quarantine, Amsterdam (solo exhibition);
White Trash
, electronic orphanage, Los Angeles (solo exhibition);
Biennale.net
, deitch projects, New York;
Tirana Biennale
, Tirana Albania.

Web: newrafael.com

[/tab_item] [/tab]
Recent Posts

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Start typing and press Enter to search