“Di Lithuania, aku dikenal sebagai penyair, dan mereka tidak peduli tentang filem-filemku. Di Eropa, mereka tidak tahu tentang sajak-sajakku; di Eropa, aku adalah seorang sutradara filem. Tetapi di sini, Amerika Serikat, aku hanya menjadi seorang yang aneh”
Nama Jonas Mekas sering hilang di antara nama-nama besar yang disandang oleh industri filem dunia, baik di Eropa maupun Amerika Serikat. Tidak banyak yang tahu tentang sosok penting dalam perkembangan sinema avant-garde ini. Mekas, adalah seorang perekam sejati. Dengan menggunakan kamera Bolex 16mm-nya, sutradara gaek berumur 88 tahun ini menjadikan rangkaian kepingan seluloidnya sebagai artefak sejarah perkembangan kebudayaan Amerika Serikat.
Jurnal Footage dengan gembira mempersembahkan beberapa karya monumental Jonas Mekas, yang kami ambil dari beberapa sumber dan catatan Mahardika Yudha saat bertemu langsung dengannya di Tampere International Film Festival Finlandia 2007. Para pembaca dapat mengunduh filem-filem ini secara gratis dan bebas. Tentu tidak digunakan untuk kepentingan komersial.
Happy Birthday to John (1972)
{flvremote}http://ubu.artmob.ca/video/flash/Mekas-Jonas_Happy-Birthday-to-John.flv{/flvremote}
16 mm, 24 menit
Filem ini merekam visual dan suara peristiwa pameran karya John Lennon dan Yoko Ono pada 9 Oktober 1972 di Syracuse Museum of Art yang dikuratori oleh David Ross, direktur Whitney Museum, New York. Pameran diprakarsai oleh Bapak gerakan Fluxus, George Maciunas. Rekaman ini juga memasukkan kawan-kawan John dan Yoko, di antaranya: Ringgo, Allen Ginsberg dan lainnya, saat merayakan ulang tahun John Lennon.
Pada Happy Birthday to John, kita mendengar lagu-lagu improvisasi John, Yoko Ono, Ringgo, dan kawan-kawan. Filem ini adalah satu-satunya rekaman dari peristiwa nyanyian bersama saat ulang tahun John. Selain suara nyanyian ulang tahun, suara latar filem ini juga memasukkan komentar Lennon tentang filemnya—sebuah “home movie” yang dia rekam di pita 8mm.
Walden – Diaries Notes and Sketches (1964)
Bersama Jonas Mekas, P. Adams Sitney, Tony Conrad, Stan Brakhage, Carl Th. Dreyer, Timothy Leary, Baba Ram Dass, Gregory Markopoulos, Allen Ginsberg, Andy Warhol, Jerome Hill, Barbet Schroeder, Jack Smith, Edie Sedgwick, Nico, Velvet Underground, Ken Jacobs, Hans Richter, Standish D. Lawder, Adolfas Mekas, Shirley Clarke, Jud Yalkut, Peter Kubelka, Michael Snow, Richard Foreman, John Lennon, dan Yoko Ono.
Reel 1
Reel 2
Reel 3
http//ubu.artmob.ca/video/flash/Mekas-Jonas_Walden-Reel-3_1964.flv
Reel 4
Reel 5
Reel 6
Jonas Mekas menulis tentang Walden:
“Sejak 1950 saya telah membuat filem diary. Saya telah berjalan dengan Bolex saya dan beraksi dengan realitas: tentang situasi, pertemanan, kota New York, tentang musim. Terkadang saya merekam hanya sepuluh bingkaian, di lain waktu sepuluh detik lamanya, juga ada sepuluh menit. Saya merekam yang tidak perlu….Walden berisi materi rekaman dari tahun 1964-1968 dalam urutan kronologis.”
Pada awal tahun 1960, Jonas Mekas memprakarsai kelompok filem independen yang dikenal dengan nama Group. Kelompok ini termasuk di antaranya Robert Frank dan Peter Bogdanovich. Secara radikal kelompok ini menentang “official cinema”. Group menyatakan dalam manifestonya, “Kami tidak ingin warna merah jambu, kami ingin mereka berwarna merah darah.”
Filem-filem Mekas seperti meditasi visual yang menjadi arsip sejarah kebudayaan New York dalam dua setengah abad umur kota ini dari sudut pandang seorang imigran yang lepas dari cara pandang arus utama (mainstream).
Hare Krisna (1966) 5 menit 3 detik
Filem ini direkam 5 November 1966 di New York. Hadir dalam rekaman ini Srila Prabhupada, Barbars Rubin, Phil Corner, dan lain-lain.
Dalam Hare Krishna, Mekas merangkul pengalaman penonton terhadap realitas dengan visual-visual familiar, gambar-gambar yang biasa yang menjadikan disorientasi dalam bahasa visual yang terpecah-pecah. Tentu banyak pertanyaan akan muncul dari elemen-elemen yang dekat itu. Bagaimana Mekas menghubungkan pengalaman-pengalaman tersebut? Apakah kita akan merasa lebih dekat dengan narasi Mekas melalui dekonstruksi cerita atau tidak peduli pada apa yang kita lihat?
Suatu ketika Jonas Mekas mengatakan, “Sekarang aku punya sekumpulan kawan-kawan dan bar yang baru…Anggur, perempuan, dan nyanyian membuatku selalu hidup…oh ya, juga menari.”
Beberapa tahun yang lalu, Mekas telah berpindah dari menggunakan kamera Bolex ke kamera video. Dalam membuat filem ia selalu bersama Accordion, kucing kesayangannya. Selain itu, ia menemukan pengalaman baru menggunakan iPod. Dengan teknologi ini, ia membuat kurasi video-video yang bisa diunduh dari karya-karya klasik sutradara seperti Martin Scorsese, JohnWaters, Jim Jarmusch dan Abel Ferrara.
Zefiro Torna or Scenes from the Life of George Maciunas (1992)
16 mm, 34 menit
Dalam Zefiro Torna, Mekas melihat kembali catatan hariannya tentang kawan sesama imigran Lithuania, George Maciunas dalam tahun-tahun kebersamaannya. Saat itu kesehatan Maciunas sangat cepat menurun. Potongan-potongan rekaman filem tidak menggabarkan kesakitan Maciunas, namun semangat dan rasa humornya saat tampil dalam acara-acara gerakan Fluxus. Mekas bercerita tentang komponis favorit Maciunas, Monteverdi. Pada akhir filem, suaranya menghilang, dilanjutkan dengan syair-syair pendek tentang cinta Monteverdi, “Zefiro Torna.” Selama diputar, Maciunas terlihat berbaring di tempat tidur rumah sakit. Ia tersenyum.
Scenes from Allen’s Last Three Days on Earth as a Spirit (1997)
Sebuah video-diary tentang Allen Ginsberg pada hari-hari sebelum dan setelah dia meninggal.
Catatan Mahardika Yudha tentang Jonas Mekas di Tampere International Film Festival
Siapa dia? + Siapa saya? = Keajaiban sinema! Itulah konklusi saya. Tertegun melihat kehadiran Jonas Mekas di hadapan saya di malam pembukaan, bukan lantaran saya mengaguminya tetapi karena saya tidak tahu siapa lelaki tua yang usianya kira-kira 80 tahunan itu. Lelaki tua yang menenggak bergelas-gelas anggur putih itu dikelilingi oleh petinggi-petinggi festival filem Tampere. Begitu ramahnya dia, sampai ketika ia menoleh dan menangkap wajah saya sedang memperhatikannya, ia tersenyum. Saya membalas senyuman dengan kebimbangan, apakah ia tersenyum pada saya atau orang lain? Pikiran itu hanyalah sebuah tindakan awas akan malapetaka komedi “salah orang”. Dua kali Jonas tersenyum, dua kali pula saya membalas dan memandangnya berputar-putar seperti objek dalam Anémic Cinéma-nya Marcel Duschamp akibat bergelas-gelas anggur merah gratis.
Pergerakan gambar-gambar kehidupan kota di jendela hingga satu kawasan hutan belantara yang putih menyala akibat tertimbun salju terjalin dalam satu perjalanan menuju lokasi acara tradisional masyarakat Suomi, berendam di danau es lalu ke sauna dan kembali lagi berulang-ulang. Masyarakat Finlandia mengatakan kalau tradisi itu menyehatkan, tetapi tidak dengan saya dan Jonas Mekas yang datang terlambat bersama juru dokumentasi yang selalu merekam semua kegiatan dirinya. Bagi kami, kegiatan itu membuat tubuh merinding. Di dalam ruang kaca yang dapat melihat kegelapan danau es itu, saya duduk bersebelahan dengan Jonas Mekas yang sudah memegang botol bir lebih dulu ketimbang saya. Karena usianya lebih tua, tentu yang muda mencontoh. Jika ia berulang-ulang mengambil botol bir, kenapa saya tidak? Percakapan pun dimulai ketika beberapa botol sudah kami habiskan.
“Kenapa tidak berendam?” sosok yang mirip dengan Freddy Kruger itu membuka obrolan.
“Masuk angin.”
Jawaban itu mengejutkannya. Lipatan kulit dahinya menunjukkan itu. Setelah itu, percakapan mengalir tanpa kejelasan paham. Entah apa yang ia dan saya ucapkan. Misunderstanding tak membuatnya berhenti tertawa akibat tata bahasa Inggris saya yang berantakan. Ketidaktahuan tanpa curiga di antara kami diakhiri oleh, “Jonas” dan “Mahardika Yudha”.
Akhir percakapan yang saya mengerti.
Tentang Jonas Mekas
Jonas Mekas lahir di 1922 di Semeniskiai, Lithuania. Saat ini tinggal dan bekerja di New York. Pada 1944, Jonas Mekas dan saudaranya, Adolfas, ditangkap oleh para pengikut Nazi dan dipenjarakan di kamp kerja paksa di Jerman selama delapan bulan. Pasca perang, ia belajar filsafat di University of Mainz, 1946-1948. Akhir 1949, ia hijrah ke Amerika Serikat bersama saudaranya dan menetap di Williamsburg, Brooklyn di New York. Dua minggu setelah kedatangannya, ia meminjam uang untuk membeli Bolex 16 mm pertamanya. Dengan kamera inilah ia memulai merekam hidupnya. Ia menemukan genre filem avant-garde di berbagai tempat seperti Amos Vogel, yang merupakan perintis sinema 16 mm. Kemudian ia memulai mempresentasikan filemnya pada 1953.
Jonas Mekas telah menjadi salah satu tokoh terkemuka avant-garde Amerika yang sering disebut “New American Cinema” pada akhir 1950an. Ia adalah editor kepala Film Culture (1954). Pada 1958, Mekas mulai menulis di jurnal filem, “Movie Jurnal”. Di jurnal tersebut ia menulis untuk kolom Village Voice. Pada tahun 1962, ia menjadi salah satu pendiri Film-Maker Cooperative (FMC), yang diikuti oleh Filmmakers Cinematheque pada tahun 1964—yang akhirnya berkembang menjadi Anthology Film Archives (AFA). AFA merupakan salah satu arsip terbesar dan paling penting di dunia dalam merekam (koleksi) filem avant-garde. Ia menjadi kurator dari The Jewish Museum dari 1968 hingga 1971. Pada 1974 ia menikahi Holis Melton dan mempunyai dua orang anak, Oona dan Sebastian. Jonas Mekas mempunyai pergaulan luas di New York dari musisi, seniman, pemikir dan aktivis. Ia bersahabat dengan Kenneth Anger, Stan Brakhage, John Cassavetes, Salvador Dali, Miles Davis, Robert Frank, Allen Ginsberg, Jack Kerouac, Henri Langlois, John Lennon, Norman Mailer, Nico, Yoko Ono, Nam June Paik, Lou Reed, Andy Warhol dan banyak lagi para pemikir dunia yang menjadi bagian dari hidupnya.
Jonas Mekas menghasilkan filem-filem bergaya naratif seperti Guns of the Trees (1961) hingga dokumenter seperti The Brig (1963). Ada juga filem-filem “diary” seperti Walden (1969); Lost, Lost, Lost (1975); Reminiscences of a Voyage Lithuania (1972); Zefiro Torna (1992) dan As I was Moving Ahead, Occasionally I saw Brief Glimpses of Beauty (2001) yang telah dipresentasikan di berbagai festival dan museum-museum penting di berbagai belahan dunia.
Berapa tahun lalu, Brooklyn Academy of Music and the American Museum of the Moving Image menampilkan Letters from Greenpoint and the Mead Gallery di Universitas Warwick—Inggris, Monash University Museum of Art, dan Australian Centre for Contemporary Art, Melbourne, Australia. Pada tahun 2002, Jonas mengikuti pameran seni rupa terbesar Documenta 11. Pada bulan Mei 2006, The Directors Guild of America memberikan penghargaan kehormatan kepada Anthology Film Archives sebagai pengakuan dan dedikasinya kepada pelestarian sinema sebagai bahasa seni. Mekas juga mendapat penghargaan dari Asosiasi Kritik Film Los Angeles (Los Angeles Film Critics Association) atas kontribusinya untuk filem dan kebudayaan di Amerika. Baru-baru ini, telah berdiri Jonas Mekas Visual Art Center (JMVAC) di Vilnius, Lithuania. Institusi ini fokus pada pengembangan seni dan koleksi-koleksi filem Jonas Mekas. JMVAC didirikan atas kerjasama dengan George Maciunas, salah seorang pendiri gerakan seni Fluxus. Dibuka pada akhir 2007, JMVAC akan dijadikan sebagai pusat arsip dan perpustakaan filem-filem avant-garde. Ke depannya, JMVAC akan menjadi Fluxus Research Institute.