Dapat kita sadari bahwa Muratova menghadirkan perihal “tidur” dan/atau “ketiduran” secara berulang-ulang, baik melalui protagonis maupun karakter-karakter lain di sekitarnya, seolah ingin [...]
Ornamentalitas kenistaan di cerita segmen pertama dalam film ini, sebagaimana tukikan subversif dari estetika pesimisme, menggeser sensualitas sembari mengetengahkan empati tentang “tubuh” dan [...]
Dalam kuratorial ini, terjadi perbedaan tematik antara film dari Eropa dan film dari negara dunia ketiga. Lihatlah Helsinki Forever dan Lodz Syhmpony, mereka sedang asik bernostalgia, lalu kita [...]
Seniman filem Indonesia menjadi kurang mempersoalkan konsep masyarakat dan konsep bermasyarakat. Dunia filem Indonesia kini hanya sibuk dengan concept of commercialism sebagaimana dinyatakan oleh [...]
Di dalam film Indonesia jenis ini tercermin pergumulan antara tradisi dan modernitas, antara mistik dan pemikiran rasional. Masyarakat Indonesia diombang-ambingkan diantara kedua kutub itu, dan [...]
Banyak produser filem lahir, bahkan yang sama sekali tidak mempunyai latar belakang pengalaman di bidang filem. Pedagang tekstil misalnya beralih ke produksi filem