Pemberitaan media massa beberapa hari belakangan ini mengarah pada situasi politik yang penting untuk dicermati. Seusai pembukaan rekaman percakapan yang melibatkan banyak nama pejabat pemerintahan Indonesia di Mahkamah Konstitusi, Selasa, 3 November 2009, situasi politik Indonesia mendadak mengalami dinamika yang dahsyat. Rekaman ini diperdengarkan secara langsung oleh berbagai stasiun televisi dan radio di Indonesia, sehingga hampir seluruh rakyat bisa menilai keasliannya. Tidak lama setelah itu, dua unsur pimpinan KPK yang tadinya ditahan, kini dibebaskan. DPR pun mengadakan rapat kerja dengan KPK dan Polri, namun arahnya seakan berkutat pada masalah rekayasa kriminalisasi KPK dan korupsi Jasa Jaringan Telekomunikasi di Departemen Kehutanan. Bahwa Anggoro dan Anggodo Widjojo perlu diperhatikan dan diproses kasusnya, memang seharusnya demikian. Tapi tampaknya masih ada hal lain yang ditutupi. Anggodo Widjojo, tampak kini hanya sebagai umpan untuk mengalihkan isu yang lebih besar lagi.
Rekayasa kriminalisasi KPK berawal dari adanya rencana petinggi KPK untuk mengusut kasus dana rakyat sebesar 6,7 triliun oleh Bank Century. Dana ini diketahui keluar sebelum Pemilu 2009, yang akhirnya ditalangi oleh pemerintah. Ada dugaan bahwa Sri Mulyani, Menteri Keuangan, dan Boediono terlibat dalam kasus dana talangan itu. Jika ini diungkap, maka tentu akan ada banyak pihak yang tersangkut. Arahnya sangat jelas: RI-1. Dana 6,7 triliun Bank Century, memang disinyalir mengalir ke beberapa tim sukses pemilihan presiden, dengan dugaan porsi lebih besar kepada tim sukses SBY-Boediono. Tentu, jika ini diungkap, kemungkinan gangguan terhadap kabinet yang baru terbentuk akan sangat besar, dan pemakzulan SBY sebagai presiden bisa sangat niscaya. Dan tentu saja, jika pemakzulan itu akhirnya terjadi, Indonesia akan kembali kepada sejarah lama yang terulang. Gerakan massa, dan juga kemungkinan pertumpahan darah. Hal ini harus kita cermati bersama. Jika tidak, maka akan sangat terlambat nantinya untuk mengantisipasi.
Berbagai pemberitaan sekarang belumlah mengarah jelas ke arah itu, namun indikasi sudah disitir. Mungkinkah kasus yang menimpa dua unsur pimpinan KPK nonaktif, Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah ini hanyalah sekadar pengalihan isu untuk menutupi kasus Bank Century? Genderang perang sudah ditabuh. Gelombang ketidakpercayaan kepada pemerintah semakin kuat. Rakyat tidak lagi berdiam diri dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Rakyat kini semakin berperan aktif dalam proses perubahan. Tak layak bagi kita duduk terpaku ketika kebusukan semakin tercium. Kita harus berani mengungkap kebenaran. *