Sinema adalah seni yang membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam memandang realitas. Beberapa tema sinema dokumenter, memperlihatkan segi eksperimental berdasarkan kisah maupun cara bertuturnya. Pada hari ke enam Arkipel International Documentary and Experimental Film Festival 2013 memuat beberapa karya pilihan untuk sesi kompetisi dan program tayangan kuratorial serta tiga sesi kompetisi yang dilangsungkan di kineforum – Taman Ismail Marzuki (TIM) sejak pukul 13.00 WIB. Sesi International Competition 5 di hari keenam festival Arkipel ini, menayangkan filem pemenang Arkipel Award Old Cinema, Bologna Melodrama (2011) karya Davide Rizzo asal Italia. Arkipel Award sendiri merupakan sebuah penghargaan terhadap filem yang memiliki nilai eksperimental dan kompleks permasalahan yang diangkat ke dalam eksplorasi estetika. Old Cinema, Bologna Melodrama berkisah tentang bagaimana pengalaman menonton sinema para orang-orang Bologna di masa lalu. Dengan mengkisahkan kompleksitas pergulatan keberadaan sinema kekinaan di Bologna menjadi hal yang tak terelakkan terutama ketika kehadiran televisi dan teknologi. Filem ini menjadi sangat menarik dalam merenungkan keberadaan sinema kekiniaan terhadap sejarahnya. Dan pada sesi International Competition 5 juga menghadirkan sebuah karya yang cukup unik dari sutradara yang cukup ternama Jean-Gabriel Périot asal Prancis, dengan karyanya berjudul The Day has Conquered the Night (2013).
Sedangkan sesi International Competition 4 menghadirkan karya sutradara Luca Ferri yang cukup eksperimental berjudul Ecce Ubu (2012). Filem yang berdasarkan footage-footage ini merupakan eksperimentasi tentang bentuk (form) yang sangat memperhatikan benar kodrat sinema sebagai ‘gambar bergerak’ dalam mendapatkan efek-efek yang dihasilkan berdasar sekuen gambarnya. Lalu sesi kuratorial hari keenam, Estetika Kenyataan, Realisme Publik? Menayangkan Petition (2009), karya sutradara Cina yang cukup ternama, Zhao Liang. Filem yang menggambarkan tentang situasi masyarakat kelas bawah di Beijing yang menunggu sebuah petisi bagi kemaslahatan hidupnya selama bertahun-tahun sampai dengan datangnya kemewahan Olimpiade di Beijing 2008. Salah satu yang menjadi daya tarik pada filem ini adalah metode investigasi dan pendekatan pada subyek yang sangat intim sehingga bisa memasuki relung realitas subyek yang cukup intim.
Kemungkinan-kemungkinan baru dalam bahasa sinema pada dasarnya adalah cara pandang sinema dalam memandang realitas. Hal ini tentu menjadi pergulatan yang tidak sekedar tentang sinema sebagai teknologi dan alat penghibur, namun lebih jauh lagi bahwa sinema juga menjadi cara pandang realitas yang juga mengkritisi anggapan-anggapn publik yang terbentuk, maupun anggapan ilmu pengetahuan yang mempengaruhi kita selama ini. Festival Arkipel pertama pada 2013 ini, adalah sebuah perhelatan yang banyak menghadirkan karya-karya pilihan kompetisi dan kuratorial yang bisa menambah khasanah bahasa baru sinema terhadap realitas terhadap para penontonnya.
[/tab_item] [tab_item title=”EN”]Available soon..
[/tab_item] [/tab]