Nama ini diambil dari sebuah komunitas yang didirikan di Rusia tahun 1920an oleh Dziga Vertov. Arti harfiahnya adalah Mata Kamera. Sesuai dengan namanya, Kinoki memusatkan kegiatannya dengan membuat filem memakai metode dokumenter, yaitu merekam kejadian sehari-hari dan memutarnya di perkampungan atau jalan-jalan raya. Dengan menilik pada nama ini, Kinoki Jogja mengidealisasi harapan yang sama dengan Kinoki buatan Vertov, yaitu ingin membuat semua orang memiliki kesempatan melihat filem soal apa saja, dari mana saja.
Filem sendiri, buat banyak orang, masih dianggap sebagai barang mahal, baik karena harga maupun aksesibilitas filem-filem tertentu. Selain itu, memutar filem dengan standar yang baik membutuhkan peralatan elektronik yang juga mahal. Persoalan-persoalan ini menjadi perhatian khusus Kinoki Jogja.
Bagi Kinoki Jogja, filem menjadi sesuatu yang bisa menggantikan dongeng yang biasa didengar atau dibaca, sebagai media yang gampang dimasuki unsur pendidikan bagi masyarakat Indonesia. Menurut pendirinya, Elida Tamalagi, Kinoki Jogja merupakan ruang interaksi yang memakai audio visual sebagai media utamanya. Visi utamanya adalah berupaya membangun jejaring sambil berpegang pada kata kunci: publik dan gratis. Jadi, selain bisa mengakses filem secara gratis, di sini, setiap orang bisa juga ikutan dalam program-program edukatif yang diadakan Kinoki seperti pelatihan menulis dan diskusi edukatif mengenai video dan komunitas.
Kinoki Jogja mengalami beberapa perpindahan tempat disebabkan oleh banyak kejadian yang menimpa Indonesia belakangan ini. Contohnya, pada 2 Agustus 2005, Kinoki Jogja yang beralamat di jalan Tirtodipuran No. 2 rusak akibat gempa Yogyakarta yang menewaskan puluhan ribu jiwa itu. Dari tahun 2006-2007, berpindah tempat ke jalan Suroto No. 20 Kotabaru dan akhirnya sekarang bertempat di jalan Abu Bakar Ali No. 2 Kotabaru. Sebagai tempat menonton dan bercengkerama bareng teman-teman, Kinoki Jogja ini layak dijadikan referensi. Selain menambah banyak teman, di tempat ini banyak pula kegiatan edukatif yang bisa mengisi hasrat intelektual kita. Well, let’s go, then!
[/tab_item] [tab_item title=”EN”] (Temporarily available only in Bahasa Indonesia)[/tab_item] [/tab]