Hari-hari ini, di usia 77 (artikel wawancara ini diterbitkan 2007, saat ini berumur 83 tahun–red), dia sibuk menulis dan mengarahkan lakon, menulis buku komik, mengadakan pengobatan Psikomagisnya, membaca kartu Tarot di kafe Paris dan, saat saya bertemu dengannya, menjajakan rangkai kotak baru yang luar biasa disambut, dari tiga filem pertamanya: Fando y Lis (1967), El Topo (1970) dan The Holy Mountain (1973).
Berkat jendela waktu singkat yang tersedia, dan kenyataan bahwa ada banyak informasi mengenai karirnya yang tersedia di tempat lain, saya mencoba mendorong sebuah percakapan bersama Jodorowsky –ke arah yang lain…
Anda menggambarkan filem-filem Anda sebagai ‘sinema prakarsa’ dan ‘sinema pengobatan’, bisakah Anda mengatakan apa maksudnya ini.
Untuk berbicara tentang sinema prakarsa dan pengobatan, kita harus bicara tentang ‘industri’ gambar gerak. Industri gambar gerak adalah bisnis hiburan. Dan siapa yang mengendalikan bisnis ini?… Selera dan tuntutan orang awam, bukan? Tapi orang awam mewakili rata-rata, bukan seni; hiburan mereka itu vulgar dan tidak memberi Anda apapun yang bisa mengubah hidup Anda. Ini seperti rokok; Anda menghisap tembakau, dan itu tidak memberi Anda apapun, tidak seperti ganja, yang selalu memberi Anda sesuatu. Itulah gambaran industrial.
Untuk berpikir tentang filem ‘prakarsa’, kita harus berpisah dengan industri. Tujuan industri adalah untuk menghasilkan banyak uang –ini adalah ukuran seni filem. 300 juta dolar –itulah mahakarya! Jika ia tidak menghasilkan uang, ia adalah filem yang buruk, sebuah kegagalan. Tapi filem prakarsa tidak bekerja dengan uang, ia bekerja dengan jiwa, dengan spiritualitas. Spiritualitas yang banyak adalah filem yang bagus, kekurangan spiritualitas adalah filem yang buruk. Ini beda.
Lalu kemudian, apalah itu mengobati seseorang? Dalam kenyataan, penyakit terbesar adalah tidak menjadi siapa diri Anda sesungguhnya tapi menjadi apa yang orang lain inginkan dari Anda –keluarga, masyarakat, budaya. Mereka bilang kepada Anda, “Kau harus menjadi seperti ini, bersama moral-moral ini, bersama perasaan-perasaan ini, bersama ekonomi ini, bersama soal politik ini, bersama agama ini”. Dan lalu, Anda melangkah dan menandatangani formulir yang menempatkan Anda ke dalam penjara spiritual sepanjang kehidupan Anda. Sinema prakarsa, inisiatik, membebaskan Anda dari semua formulir ini, dari dunia buatan di mana Anda memulainya di rahim ibu Anda.
Prakarsa –seni prakarsa—menyingkapkan kepada Anda neraka, penjara ini, dan menunjukkan kepada Anda bagaimana cara keluar darinya. Dan untuk menyembuhkan Anda adalah untuk memberi Anda kesempatan menjadi diri sendiri dan memiliki pendapat sendiri. Hitchcock, dalam filem, adalah orang sakit. Kenapa? Sebab ia memakai topeng seorang jenius filem, tapi dalam kenyataan, ia membuat filem-filemnya di penjara, sebab ia berkata, “Itulah sistem yang akan membuat teror. Ini, yang akan digemari khalayak. Di sana, mereka akan kecewa.” Ia mengarahkan emosi Anda; semuanya dilakukan untuk menghipnotis Anda agar bereaksi dalam sejenis cara.
Dalam filem pengobatan, mereka tidak berkata Anda perlu bereaksi seperti itu. Anda akan bereaksi sebagaimana Anda bereaksi!
Jadi, Hollywood itu kendali pikiran?
Ya, kendali pikiran. Dan semua filem Amerika adalah propaganda AS, ini adalah bentuk kekuasaan imperial.
Tontonlah 300. Pertama ini propaganda melawan Iran. Kedua, ia menyembah kekuatan fisik. Ia mempersiapkan anak muda untuk membunuh demi negaranya dalam sebuah kamikaze anti-Islam! 300 itu juga rasis terhadap orang hitam –orang jahat itu monster dan hitam. Dan kaisar orang-orang jahat juga seorang gay! Prakarsa Anda datang ketika Anda mulai bertanya “Kenapa?! Kenapa?! Kenapa seorang gay? Kenapa [dia] orang hitam terbesar? Orang-orang Persia tidak seperti itu! Kenapa?!” Ini adalah prakarsa kritis; yaitu ketika Anda mulai mengetahui batasan penjara di mana kita terlahir.
Tapi kita harus melangkah ke arah yang lain –kita perlu menonton The Holy Mountain setelah itu, The Holy Mountain mengkritisi, tapi kemudian ia mengajukan jalur mungkin bagi pembebasan.
Apa Anda berpikir ‘The Holy Mountain’, ‘El Topo’, ‘Fando y Lis’ – bisa dibuat hari ini tanpa halangan? Apakah mungkin membuat filem-filem seperti itu lagi?
Orang berkata, ‘Ah, senangnya kembali ke masa lalu, sebab Anda bisa membuat filem-filem seperti ini.’ Tapi, sebenarnya, itu lebih buruk ketimbang hari ini. Membuat Fando y Lis saya hampir terbunuh, sungguh terbunuh. Menteri Pertahanan Meksiko menelepon untuk mengancam saya, berkata kalau ia ingin membunuh saya, saya harus kabur, mereka ingin menggantung saya. Itu tidak mudah, tapi saya melakukannya. Tapi jika seseorang [seperti saya] pada usia 40 tahun, 30 tahun ingin melakukan itu, ia akan melakukan sesuatu seperti itu, tapi ia perlu memiliki cukup keberanian dan hasrat untuk membuat seni seperti yang saya miliki.
Dan apakah Anda melihat ada orang yang melakukan ini sekarang?
Sulit sebab kawan-kawan saya yang berbakat besar dihancurkan oleh Hollywood. Guillermo del Toro, saya suka dia sebab dia generasi lanjutan, tapi saya tahu dia sebelum keberhasilan terbarunya –dia penuh bakat, tapi sekarang ia merasa berutang untuk melakukan gaya Hollywood, filem-filem rata-rata. Atau Sam Raimi –sekarang dia membuat Spiderman, Anda tahu? Ini memalukan! Dan semua sutradara besar dalam gerakan Asia, Hong Kong, Jepang, Korea, bakat-bakat mereka diserap ke dalam Hollywood. Dan bahkan kisahnya, sebagai contoh, di mana The Infernal Affairs yang asli itu mengagumkan, tapi buatan-ulang Hollywood, The Departed, itu mengerikan, sekadar penampakan ego-ego besar, bukan?
Saya sangat setuju. Apa Anda menonton Apocalypto-nya Mel Gibson?
Tidak, saya tidak menontonnya.
Filem bagus –sekuen sentralnya, ketika mereka mengunjungi kota suku Maya, adalah salah satu dari hal terliar yang pernah saya saksikan sejak filem-filem Anda sendiri. Anda harus menontonnya.
Terkadang, ada hal-hal yang mengilhami saya. Sebagai contoh, dalam filem The Prestige. Saya menemukan sesuatu di sana yang bersifat metafisik. Seperti Borges, bukan? Orang yang membunuh dirinya sendiri. Itu sesuatu yang bagus. Misteri sulap adalah sesuatu yang membuat saya tertarik di filem itu. terkadang Anda tidak meminta sebua filem untuk benar-benar bekerja. Dalam filem yang buruk, Anda bisa menemukan sesuatu yang mengagumkan. Takashi Miike, bagi saya, adalah semacam jenius di beberapa waktu, dan sangat mengerikan di waktu lainnya –sungguh mengerikan! Tapi dalam beberapa waktu ia luar biasa! Saya tidak mengagumi Miikie Takashi sepenuhnya, tapi saya mengagumikan sebuah karya Miike Takashi.
Apakah tindakan mengarahkan dan memproduksi filem lebih dekat dengan medium, kerahiban, atau tidak keduanya?
Semuanya! Saat saya membuat Santa Sangre, sebagai contoh, saya tidak melihat satu orang pun. Tidak seorang kawan pun, tidak seorang perempuan pun, tidak seorang pun. Saya tidur lima sampai enam jam sehari sebab saya bekerja sampai tengah malam dan bangun jam 5 atau 6 pagi hari. Saya makan sedikit. Saya tidak bicara dengan siapapun dari dunia luar. Saya hanya membuat filem saya. Bagi saya untuk membuat filem adalah semacam hal utama –Anda melakukannya atau mati. Anda perlu ada di sana. Dan ketika saya datang di pagi hari, lalu saya mengambil gambar hari itu. dan saat kami selesai mengambil gambar, semua orang teknis berkata, “Apa ambilan gambar pertama besok?’ Ah, itu membuat saya marah, tapi saya akan mengatakannya pada mereka, dan kemudian saya mengubahnya di pagi hari!
Dan bagaimana Anda memilih awak-awak Anda?
Ini selalu seperti sebuah kompromi, ini sebuah proses pencarian. Pilihan paling penting bagi saya adalah sinematografernya. Dan mereka akan membantu saya melakukan ambilan gambar orang yang diperlukannya. Dll. Dan aktor adalah sebuah pertemuan. Tapi yang paling menggairahkan bagi saya adalah [menemukan] tempat-tempat di mana saya mengambil gambar. Saya selalu bepergian dengan jeep, bepergian ke kota…
Mengambil gambar Santa Sangre kami menemukan situs di mana mereka menghancurkan sebuah rumah dan menciptakan awan debu yang busar. Itu mengerikan, kotor, kotor! Tapi saya pikir, ‘Masuk ke dalam awan itu.’ dan kami memasuki awan, kami melintasi awan, dan di sana ada gereja. Itu tepatnya yang saya perlukan, itu sebauh gereja yang dibangun khusus untuk para pelacur. Mereka semua duduk berdampingan dan dipatok 3 dolar untuk layanan mereka. Satu dolar perempuannya, satu dolar untuk germonya, dan satu dolar untuk sang pendeta! Menakjubkan, bukan?!! Satu dolar bagi sang pendeta untuk setiap entotan!
Dalam hidup, Anda sudah melakukan banyak hal –pantomim, pembuatan filem, teater, menulis, musik, mistisisme, terapi—adakah yang tidak bisa Anda lakukan?
Dalam hidup saya, apa yang terpenting bagi saya –aku banyak bekerja—adalah apa yang kurang komersialismenya: untuk membuat puisi. Itu bagi saya penting, oke? Sangat sedikit orang bisa membacanya. Puisi? Tidak ada yang membaca puisi sekarang. Dan saya beruntung, mereka menerbitkan karya saya. Dan saya ingin menulis teater, dan saya mengarahkan sebuah lakon di Turin, Italia. Lalu kemudian di Napoli, terus di Belgia.
Apa Anda menganggap diri Anda sebagai bagian dari kebangsaan tertentu?
Ya, saya suka Cile, sebab saya lahir di sana, tapi saya tidak merasa diri saya milik suatu bangsa manapun. Dalam kenyataan, saya tidak memiliki satu pun pemaknaan, tidak punya nama, tidak punya kebangsaan. Ini bagus sebab saya suka setiap negara yang saya kunjungi, ini sangat bagus.
Apakah psikedelik pernah menjadi bagian karya Anda?
Tidak, penonton yang datang menonton El Topo sangat penuh dengan orang-orang yang menghisap ganja. Saat mereka menonton The Holy Mountain, pemakai LSD. Saya sendiri, bukan. Sebab saya yang membuat filemnya –kenapa saya memerlukan barang-barang itu? saya punya satu pengalaman dengan kecubung, dan satu pengalaman dengan LSD, untuk mengetahui seperti apa rasanya. Itu bersama guru saya, Oscar Ichazo, yang pergi ke mazhab analisis Arica. Ia memprakarsai saya di suatu malam, selama delapan jam –hanya sekali. Saya pikir setiap orang, mulai dari Bush dan Blair dan semuanya, mereka [harus] menghisap kecubung sesekali, untuk membuka pikiran –hanya sekali. Sebab politisi kotor ini hanya berbicara soal materialitas, tidak sepatah pun soal spiritualitas. Mereka perlu membuka pikiran mereka.
Pernahkah Anda mengalami kejadian-kejadian yang tidak bisa dijelaskan atau kejadian-kejadian yang tampak mistis atau paranormal?
Ini asisten saya, semacam pelindung saya. Tanyakan padanya sebab dia orang yang melihat lebih banyak keajaiban hidup saya.
Asisten: Ya, ada banyak kejadian yang tidak bisa dijelaskan. Anda tahu, Alejandro sudah membaca Tarot selama lebih 40 tahun, dan ia mengobati banyak orang gagap. Sekitar sepuluh atau sebelas! Ini sangat aneh. Saya sudah melihatnya melakukan operasi psiko-shamanik; dan saat Anda berbicara dengan orang itu setelahnya, itu seperti mereka telah diobati oleh sesuatu! Itu tidak sungguh terlihat, meski jika Anda memiliki mata, jika Anda melihat dekat sekali dan berkonsentrasi pada satu hal…
Sekarang ini sebentuk seni bagi saya. Saya melakukannya… saya melakukan apa yang saya perlu lakukan. Sekarang ketika saya mulai membaca Tarot bagi seseorang, orang itu mengatakan sesuatu, dan kemudian kami teruskan. Saya katakan pada orang itu, ‘Itu dia, Anda memotong dua tahun psikoanalisis’, sebab psikoanalisis tidak mengobati Anda, tapi membantu Anda untuk hidup. Tapi untuk sembuh –kita perlu melakukan sesuatu yang lebih. Tapi bagi saya, hidup itu ganjil, ia penuh dengan mukzijat-mukzijat kecil!
Anda sembahyang? Jika ya, kepada siapa atau kepada apa?
Tidak, saya tidak percaya bersembahyang pada Tuhan di luar diri, tapi saya pikir di dalam diri kita sendiri, kita memiliki apa yang saya sebut sebagai dunia batiniah. Sebuah dunia yang merupakan titik cahaya terjelas, yang bukan Anda, melainkan pancuran tempat Anda membasuh dan segar –pancuran kesegaran. Pancuran kesehatan ada di dalam diri Anda. Dan setiap malam, saya mencoba mendekatinya. Itu bagi saya adalah bersembahyang, untuk membuat kekosongan dan untuk sampai pada pusat diri sendiri, untuk mencoba pergi kesana.
Apa Anda berpikir mungkin bagi akal untuk ada secara terpisah dari tubuh?
Ya. Di masa muda saya, saya adalah tubuh yang memiliki jiwa. Sekarang saya jiwa yang memiliki tubuh. Sebagai contoh, sekarang saya memiliki sedikit masalah dengan asthma sebab aku pilek –dan di saat ketika saya merasa buruk, saya berkata, Baiklah, saya akan pergi ke dalam diri saya. Untuk membiarkan tubuh menjalani kehidupannya, saya akan menjalani hidup saya. Tapi, bagaimanapun, kita ini sangat, sangat, sangat bercampur dengan tubuh kita. Tapi dengan cara lain, kita berpikir tubuh sebagai hamba kita, tapi juga tuan kita.
Anda sekarang 77. Bagaimana Anda mengatasi usia tua?
Ini luar biasa! Saya suka sekali. Saya tidak mau berubah. Jika Anda berkata, Apakah Anda ingin menjadi 40 tahun [lagi] dan saya akan berkata, mungkin tubuh saya, tapi bukan akal saya. Ini mimpi buruk, sebuah mimpi buruk sosial untuk menua –mendapatkan Parkinson, menjadi tolol, tapi setiap hari otak membuat hubungan baru dan berkembang, seperti semesta. Jiwa Anda menjadi lebih baik dan lebih baik lagi sebab Anda menghilangkan yang tidak penting. Ini luar biasa menjadi tua! Ini mengagumkan merasakan kebebasan, menakjubkan!
Sekarang, sebagai contoh, untuk bercinta, terkadang saya memiliki persoalan ereksi. Terkadang ini tidak begitu mudah. Tapi ini bukan [masalah] sebab saya bisa menggunakan tangan saya, saya bisa menyentuh –Anda bisa memuaskan seorang perempuan dalam cara yang luar biasa, sebagaimana para lesbian melakukannya! Apa masalahnya? Bahkan pada usia 80 tahun, Anda tidak memiliki masalah seksual! [Tertawa]
Kami akan mencetaknya! Kematian adalah tema berulang di filem-filem Anda…
Tidak lagi… sebab di masa lalu, saya tahu ketidakberdayaan saya. Setiap malam, saya tak berdaya bahwa hidup saya akan berakhir. Dan tiba-tiba saya membuka mata… saya tidak tahu berapa banyak saya tidur sejak saat itu. kematian itu sama. Anda mati dan tidak ada lagi –jadi jangan Anda bersedih. Dan jika di sana ada sesuatu, segera Anda akan tahu.
Anda tidak takut mati?
Tidak lagi. Saya benar-benar bersiap untuk mati –secara kejiwaan, bukan badani. Tubuh saya ingin hidup. Tubuh selalu ingin abadi, tidak ingin mati. Dan jiwa menerima kematian –itu bagus. Tapi ini tidak bagus jika tubuh saya ingin mati, sebab hidup saya lebih pendek. Anda mengancam saya dengan belati, dan saya akan mempertahankan diri, saya akan minta seseorang untuk melindungi saya, bukan? Bahkan jika saya berkata [kepada diri saya sendiri], “Aku bisa mati.” Saya memahami itu.
Apa Anda memiliki keyakinan apapun tentang apa yang akan terjadi selanjutnya?
Kenapa? Kenapa penasaran tentang apa yang akan terjadi, itu pasti akan terjadi, pasti akan terjadi! Entah saya akan pergi kesana atau kesana –segalanya akan terjadi. Ini mencengangkan—masa depan itu mencengangkan! Segala hal yang bisa terjadi pasti terjadi!
Apa Anda optimis dengan masa depan umat manusia?
Peradaban boleh sampai ke ujung. Tapi saya percaya bahwa jika manusia diciptakan, itu bukan disebabkan manusia ingin ada, ini disebabkan semesta menginginkan kesadaran. Dan adalah semua tujuan ini semesta bekerja untuk kita agar bisa membuat perubahan baru. Kita sedang menciptakan otak baru. Sebab kita memiliki tiga otak, bukan? Reptilia, mamalia dan korteks serebral. Kita akan membuat otak keempat.
Kita sekarang ini monyet-monyet, tapi ini akan diatur kembali. Jika kita tidak melakukannya, anak-anak kita akan melakukannya. Tanpa sebuah revolusi, tanpa apapun. Genereasi mendatang akan mengubah segalanya…
El Topo (1970)
The Holy Mountain (1973)
Sumber: http://www.forteantimes.com/features/interviews/532/alejandro_jodorowsky.html (Juli 2007)
Diterjemahkan oleh Mirza Jaka Suryana
[/tab_item]
[tab_item title=”EN”]
Alejandro Jodorowsky: A Brief Meeting with The Magus of Cinema
A legless gunslinger crosses the desert atop an armless man’s shoulders; a thirsty hippo quenches itself at the fountain of youth; the invisible man wrestles an enormous anaconda in a mobile pharmacy: every great Jodorowsky film confronts the viewer with a riotous cavalcade of symbols drawn from the collective unconscious. Or at least the collective unconscious as imagined by Jodorowsky…
These days, aged 77, he’s busy writing and directing plays, writing comic books, performing his Psychomagikal healings, reading tarot cards in a Paris café and, when I caught up with him, promoting the new, extremely welcome, box set of his first three films: Fando y Lis (1967), El Topo (1970) and The Holy Mountain (1973).
Given the brief window of time available, and the fact that there’s plenty of information about his career available elsewhere, I tried to steer conversation – as much as it is possible to steer a conversation with Jodorowsky – in other directions…
You’ve described your films as ‘initiation cinema’ and ‘healing cinema’, can you talk about what this means.
In order to talk about initiation and healing cinema, we need to talk about the ‘industry’ of movies. The movie industry is a business for entertainment. And who controls this business?… The tastes and demands of normal people, no? But normal people represent mediocrity, not art; their entertainment is vulgar and gives you nothing with which to change your life. It’s like a cigarette; you smoke tobacco, and it gives you nothing, unlike marijuana, which always gives you something. That is the industrial picture.
In order to think about the ‘initiatic’ picture, we need to break with industry. The goal of industry is to make a lot of money – this is the measure of a film’s art. Three hundred million dollars – it’s a masterwork! If it doesn’t make money, it’s an awful picture, a failure. But the initiatic picture doesn’t work with money, it works with soul, with spirituality. A lot of spirituality is a good picture, lack of spirituality is a bad picture. It’s different.
And then, what is it to heal somebody? In reality, the biggest illness is not to be what you are but to be what the other wants you to be – the family, the society, the culture. They tell you “You need to be like this, with these morals, with these feelings, with this economy, with this political thing, with this religion”. And then, you go and sign a form that puts you into a spiritual jail for your entire life. The initiation, initiatic cinema, frees you from all these forms, from the artificial world where you started out in the belly of your mother.
Initiating – the art initiation – reveals to you the hell, this prison, and shows you how to escape from it. And to heal you is to give you the opportunity to be yourself and to have your own opinion. Hitchcock, in movies, is an ill person. Why? Because he has disguised himself as a genius of movies, but in reality, he’s making his movies in jail, because he’s saying, “That is a system that will make terror. This, the public will love. There, they will be anguished.” He’s directing your emotions; everything is done to hypnotize you in order to react in a certain way.
In a healing picture, they don’t say you need to react like that. You will react as you react!
So, Hollywood film is mind control?
Yes, mind control. And all American pictures are US propaganda, it’s a form of imperial power.
Look at 300. First it is propaganda against Iran. Second, it deifies physical strength. It is preparing the young person to kill for his country in the anti-Islamic kamikaze! 300 is also racist towards black people – the bad people are monsters and black. And the emperor of the bad guys is also gay! Your initiation comes when you begin asking “Why? Why?! Why a gay? Why [is he] the biggest black person? The Persians are not like that! Why?!” It’s a critical initiation; that is when you start to know the limits of the jail we are born into.
But we need to go in another direction – we need to go see The Holy Mountain after that, The Holy Mountain criticizes, but then it proposes a possible path to liberation.
Do you think ‘The Holy Mountain’, ‘El Topo’, ‘Fando y Lis’ – could have been made at all today? Is it even possible to make films like that anymore?
People say, ‘Ah, it was nice back in the day, because you could make films like this.’ But, actually, it was worse than today. Making Fando y Lis I almost got killed, really killed. The Mexican Minister of Defense called to threaten me, saying he wanted to kill me, I had to escape, they wanted to lynch me. It was not easy, but I did it. But if someone [like me] at 40 years old, 30 years old wants to do that, he will do something like that, but he needs to have enough courage and enough desire to make art as I have.
And do you see anybody doing this today?
It’s difficult because my friends who are big talents get destroyed by Hollywood. Guillermo del Toro, I like him because he’s the next generation, but I knew him before his recent success – he’s full of talent, but now he’s obliged to do Hollywood style, mediocre films. Or Sam Raimi – now he’s making Spiderman, you know? It’s a shame! And all the big directors in the Asian movement, of Hong Kong, Japan, Korea, their talents are absorbed into Hollywood. And even the story, for example, for the original The Infernal Affairs is fantastic, but the Hollywood remake, The Departed, it’s awful, just a display of big egos, no?
I completely agree. Did you see Mel Gibson’s Apocalypto?
No, I didn’t see that.
It’s good – the central sequence of that, when they visit the Mayan city, is one of the wildest things I’ve seen since your own films. You should see it.
Sometimes, there are things that inspire me. For example, in the film The Prestige. I find something there that is metaphysical. Like Borges, no? The guy who was killing himself. That was something good. The mystery of prestidigitation was something that interested me there. Sometimes you don’t ask a picture to completely work. In an awful picture, you can find something fantastic. Takashi Miike, for me, is some kind of genius in some moments, and very terrible in other moments – it’s terrible! But in some moments he is incredible! I don’t admire Miike Takashi completely, but I admire a piece of Miike Takashi.
Is the act of directing and producing a film closer to mediumship, priesthood, or neither?
Everything! When I made Santa Sangre, for example, I didn’t see a single person. Not one friend, no women, no nothing. I slept five or six hours a day because I worked until midnight and woke at 5 or 6 o’clock in the morning. I ate very little. I didn’t speak with anyone from the outside world. I just made my film. For me to make a picture is a kind of vital thing – you do it or you die. You need to be there. And when I came in the morning, then I gave the shot of the day. And when we finished shooting, all the technical people said, ‘What is the first shot for tomorrow?’ Ah, that made me angry, but I would tell them, and then I changed it in the morning!
And how did you choose your crews?
It’s always some kind of compromise, it’s a searching process. The most important choice for me is the cinematographer. And they will help me to shoot the person he needs. Etc. And the actor is an encounter. But the most passionate thing for me is [finding] the places where I shoot. I travel in a jeep always, traveling into the city…
Shooting Santa Sangre we found a site where they were demolishing a house and creating a huge dust cloud. It was terrible, dirty, dirty! But I thought, ‘Go inside the cloud.’ And we went inside the cloud, we crossed the cloud, and there was the church. It was exactly what I needed, it was a church built specially for prostitutes. They all sat nearby and charged three dollars for their sevices. One dollar for the woman, one dollar for the pimp, and one dollar for the priest! Incredible, no?!! One dollar for the priest for every fuck!
In your life, you’ve done many things – mime, filmmaking, theatre, writing, music, mysticism, therapy – is there anything you can’t do?
In my life, what is the most important for me – I work a lot – is what is the least commercialism: to make poetry. That for me is important, no? Very few people can read that. Poetry? Nobody reads poetry now. And I am lucky, they publish me. And I like to write theatre, now I am writing theatre, and I am directing a play in Turin, Italy. Then later in Naples, then in Belgium.
Do you consider yourself to be of a particular nationality?
Well, I like Chile, because I was born there, but I don’t feel myself to be any nationality at all. In reality, I don’t have any one definition, no name, no nationality. This is good because every country I go to I like the country, it’s very good.
Were psychedelics ever part part of your work?
No, the audience who came to see El Topo was full of people smoking marijuana. When they came to see The Holy Mountain, it was LSD. Myself, no. Because I was making the picture – why would I need that myself? I had one experience on mushrooms, and one experience with LSD, in order to know what they were like. It was with my master, Oscar Ichazo, who ran the Arica school of analysis. He initiated me one night, for eight hours – only one time. I think every person, starting from Bush and Blair and all that, they [should] take mushrooms one time, in order to open the mind – just one time. Because these dirty politicians only speak about materiality, not one word about spirituality. They need to open their minds.
Have you ever experienced things that you could not explain or things that seemed mystical or paranormal?
This is my assistant, a kind of bodyguard. Ask him because he’s the person who sees more of the magic my life.
Assistant: Yes, there are many unexplainable things. You know, Alejandro has been reading Tarot for like 40 years, and he’s healed many people who stutter. Like ten or eleven! It’s very strange. I’ve seen him doing psycho-shamanic operations; and then when you discuss with the people afterward, it’s like they’ve been healed of something! It’s not really visible, though if you have the eye, if you look really closely and concentrate on the thing…
Now it’s a form of art for me. I do it… I do what I need to do. Now when I start to read the Tarot for a person, the person says something, and then we go on. I say to the person, ‘There, you are economizing two years of psychoanalysis’, because psychoanalysis doesn’t heal you, but helps you to live. But in order to heal – we need to do something more. But for me, life is weird, it’s full of little miracles!
Do you pray? And if so, to who or to what?
No, I don’t believe in praying to an external god, but I think in the interior of ourselves, we have what I call the interior world. A world which is a clear point of light, which is not you, but it is the fountain of life within yourself. When they discovered America, there was a fountain where you wash and get young – the fountain of youth. The fountain of health is inside you. And every night, I try to approach there. That for me is to pray, to make emptiness and to come to the centre of yourself, to try to go there.
Do you think it’s possible for the mind to exist separately from the body?
Yes. In my youth, I was a body who had a soul. Now I am a soul who has a body. For example, now I am having a little problem with asthma because I have the flu – and in the moments when I feel bad, I say, Okay, I will go inside myself. In order to let the body live his life, I will live my life. But, anyway, we are very, very, very mixed in our bodies. But in another way, we think the body is our servant, but our master also.
You’re 77 now. How are you coping with growing older?
It’s fantastic! I like it a lot. I don’t want to change myself. If you said, Do you want to be 40 years old [again] and I would say, maybe my body, but not my mind. It’s a nightmare, a social nightmare to get old – to get Parkinson’s, to become an idiot, but every day the brain is making new connections and is developing, like the universe. Your soul is getting better and better because you are losing what is not necessary. It’s fantastic to get old! It’s an incredible feeling of freedom, incredible!
Now, for example, to make love, sometimes I have erectile problems. Sometimes it’s not so easy. But it’s not [a problem] because I can use my hands, I can caress – you can satisfy a woman in an incredible way, as the lesbians do it! What is the problem? Even at 80 years old, you don’t have sexual problems! [Laughter]
We’ll print that! Death is a recurring theme in your films…
Not anymore… because in the past, I knew what despair was. Every night, I despaired that my life as over. And suddenly I opened my eyes… I don’t know how many times I’ve slept since. Death is the same. You die and there’s nothing – so you don’t suffer. And if there is something, immediately you will know.
You have no fear of death?
Not anymore. I am completely prepared to die – spiritually, not corporally. My body wants to live. The body always wants to be immortal, not to die. And the soul accepts death – that is good. But it’s not good if my body wants to die, because my life is shorter. You menace me with a knife, and I will defend myself, I will ask somebody to protect me, no? Even if I say [to myself], “I can die.” I understand that.
Do have any beliefs about what happens afterwards?
Why? Why be curious about what will happen, it will happen anyway, it will happen! Either I’ll go there or there – everything will happen. It’s fantastic – the future is fantastic! Anything that will happen will happen!
Are you optimistic about humankind’s future?
Civilization can come to an end. But I believe that if man was created, it’s not because man wanted to exist, it’s because the universe wants consciousness. And there are all these threads of the universe working for us in order to make a new mutation. We are creating a new brain. Because we have three brains, no? The Reptilian, the mammalian and the cerebral cortex. We will make a fourth brain.
We are monkeys now, but this will be rearranged. If we don’t do that, our children will do it. Without a revolution, without anything. The next generation will change everything…
El Topo (1970)
The Holy Mountain (1973)
Source: http://www.forteantimes.com/features/interviews/532/alejandro_jodorowsky.html (Juli 2007)
Translated by Mirza Jaka Suryana
[/tab_item]
[/tab]