Dapat kita sadari bahwa Muratova menghadirkan perihal “tidur” dan/atau “ketiduran” secara berulang-ulang, baik melalui protagonis maupun karakter-karakter lain di sekitarnya, seolah ingin [...]
Ornamentalitas kenistaan di cerita segmen pertama dalam film ini, sebagaimana tukikan subversif dari estetika pesimisme, menggeser sensualitas sembari mengetengahkan empati tentang “tubuh” dan [...]