In Artikel

Beberapa saat lalu, saya ditunjukkan video di situs Youtube. Sebuah video musik berjudul Metallica Tribute to Rhoma Irama. Hal yang mustahil untuk diharapkan, tapi semua berubah ketika melihat video ini. Berangkat dari situs Youtube, video konser Metallica di Big Day Out, 2004, Australia yang disiarkan [V] Channel lalu dicacah oleh seseorang beralias Looz (urbanchaosvideos.com) dan terunggah di Youtube pada 9 Juli, 20061. Metallica sedang membawakan lagu Frantic, singel kedua dan lagu pembuka pada album St. Anger (2003). Seseorang dengan alias Reknaonsiah kembali mengunggahnya, kini dengan susunan baru mengabungkan video Metallica tadi dengan lagu Rhoma Irama Stress. Hasil penggabungan itu menakjubkan, layaknya video konser Metallica tetapi dengan nuansa sedikit berbeda dan tentunya membuat tertawa. Apalagi penonton Youtube dari Indonesia.

Metallica menyanyikan lagu Rhoma Irama, Stress

mashup2

Video Mashup adalah sebuah cara untuk membuat berkas digital baru yang mengandung salah satu atau beberapa teks, gambar, suara, video atau animasi yang diambil dan digabung dari berbagai sumber  untuk membuat turunan berkas baru dengan mudah dan dalam waktu singkat. Video Mashup (juga ditulis sebagai Video Mash-up atau Video Remix) adalah video yang dihasilkan dari berbagai sumber multimedia yang ditampilkan sebagai sebuah videoklip lengkap, yang biasanya dibuat oleh sebuah komunitas dalam bentuk video humor atau parodi. Popularitas Video Mashup bertambah dengan adanya teknologi web 2.0 di industri internet, yang menyediakan sarana mudah untuk memperoleh sumber bahan dan untuk menampilkan video yang dihasilkan (www.adandu.com).

Berawal dari Music Mashup, menggabungkan lajur-lajur suara dan mengambilnya sekian detik dari suara asli, memotong lalu membuat komposisi baru dalam sebuah bentuk penggabungan antar suara menjadi lagu baru. Hal ini juga saya lakukan pada kisaran tahun 2002, ketika saya berniat membuat musik latar untuk video ‘main-main’ saya. Dengan membeli cd loop bank di mana ada ratusan potongan template suara yang dapat saya gunakan untuk membuat sebuah musik baru. Saya menggabungkanya dengan perangkat lunak Adobe Premiere dengan menggunakan fungsi penggabungan audio saja.

Girl Talk dalam gubah-ulang musik

Berkembang dengan perangkat lunak mashup, web 2.02 menjadi salah satu pemicu kegiatan ini. Dengan menggabungkan beberapa set data melalui internet untuk menciptakan sebuah entitas baru. Seperti yang dilakukan pada Google Map dengan membuat sebuah overlay misal “Ini Rumah Saya” dengan foto suasana yang menyertainya. Ataupun dengan Facebook selain sebagai situs jejaring sosial ia juga berfungsi sebagai sistem MROPG (Multi Role Online Playing Game) dan para pengiklan tentunya, berbagai aplikasi yang disediakan dan dapat digunakan dengan fungsi masing-masing.

Youtube, salah satu penyedia kepingan gambar video terbesar menjadi sumber utama para penggila mashup, mulai dari trailer filem, musik video, kartun, cheat game, tutorial-tutorial ataupun video yang sangat pribadi. Sebagian besar video-video mashup bersifat parodi walaupun ada beberapa yang mengunakannya sebagai medium berkesenian. Seperti contoh yang saya berikan di awal tulisan ini. Para pengguna Youtube menggunakan teknik video/audio trimming yang mudah untuk membuatnya, dan beberapa produsen telepon selular pun banyak yang menyediakan layanan aplikasi ini. Dan semuanya dapat dibuat dengan satu tangan.

mashup

Riset Videobase yang dilakukan oleh Forum Lenteng, salah satunya menggunakan video mashup untuk presentasi pameran. Menggabungkan banyak video bersumber dari Youtube dalam satu bingkaian besar, yang terbagi dalam belasan kotak-kotak tampilan video kecil untuk membuat sebuah karya baru. Sebagaimana dengan situs ini: asciimeo. Anda dapat melihat seluruh video di dunia dalam teks.

 

 

Hak Cipta?

Fair Use adalah bagian dari hukum hak cipta yang mengizinkan para pembuat baru, untuk mengutip materi berhak cipta tanpa mengajukan izin atau membayar kepada pemiliknya. Pengadilan memberi tahu kita bahwa fair use itu haruslah “transformatif”–memasukkan nilai-nilai ke sesuatu yang mereka ambil dan menggunakannya dalam kepentingan berbeda dari material asli. Jadi, ketika para pembuat membuat sebuah mashup­–katakanlah, The Ten Commandments, Ben Hur dan 10 Things I Hate About You, dan mereka membuatnya menjadi Ten Things I Hate About Commandments–mereka tidaklah mencuri. Mereka mengutip dengan maksud untuk membuat sebuah komentar baru dalam budaya populer, dan membuat sebuah entitas baru dari budaya populer.

lebih lanjut dalam fair use silahkan baca di sini.

Sayang sekali, kemunculan ini, budaya media partisipatoris berada dalam risiko, dengan praktik industri untuk mengendalikan pembajakan. Para pemilik media besar seperi NBC Universal dan Viacom, serta platform online seperti MySpace dan Veoh telah menyusun kebijakan dalam menyingkirkan material berhak cipta dalam situs online. Legal seperti halnya penyalinan ilegal semuanya dapat dengan mudah menghilang. Dan yang paling buruk, generasi baru pembuat media dapat tumbuh dengan perubahan bentuk dan memotong gagasan hak mereka sendiri sebagai pembuat.

 

Open Source Cinema: Buat videomu sendiri.

Open Source Cinema menyediakan layanan untuk membuat video online secara mandiri, menggubah-ulang media yang dimiliki dalam komputer, sama halnya dengan menggubah-ulang media orang lain dari berbagai lokasi seperti Youtube dan Flickr. Dan dalam situs ini pengguna juga dapat berhubungan dengan pengguna lain dengan mengirimkan pesan, berkomentar dalam hasil gubah-ulang, atau ikut serta dalam proyek yang telah dibuat pengguna lainnya.

Dalam situs ini tersedia banyak kepingan gambar yang berasal dari berbagai sumber, kepingan-kepingan gambar ini dapat diambil, digunakan, dicampur, dikomposisikan ulang untuk membuat karya baru secara online. RiP: A Remix Manifesto, sebuah dokumenter open source pertama di dunia. Aktivis web dan pembuat filem Brett Gaylor membuat dokumenter ini untuk mengeksplorasi konsep hak cipta di era Napster, Bit Torrent, dan pelbagai berkas peer-to-peer. Teknologi digital membuka sebuah ide ekonomi global yang tak terbayangkan sebelumnya. RiP menjelajahi para pencuri dan revolusioner yang beredar dalam perbatasan ini. Menghancurkan tembok antara pengguna dan produsen serta mempertanyakan “fair use“, sang sutradara membagi kepingan gambar mentahnya di opensourcecinema.org untuk siapapun yang ingin menggubah-ulangnya. Video onlinenya dapat dilihat di sini.

Sebuah situs online dari bank kepingan gambar dengan aplikasi yang terintegral di dalamnya, Anda dapat membuat video anda sendiri, tidak harus merekamnya, pilih dan kombinasikan. Anda tinggal duduk menyalakan internet lalu pilih yang anda suka untuk dijadikan karya Anda sendiri. Sebuah terobosan yang mungkin baru dalam produksi video dan multimedia. Dan terakhir, tinggal pilih jalur Anda: kiri, kanan atau terbuka.

 

Sumber Lain:

Kunci Cultural Studies Center

Steps in making video mashups

 

 


1 Penelusuran video asli agak sulit di sini, tetapi di livemetallica.com menyediakan video-video yang dapat diunduh secara gratis, walaupun saya tidak menemukan video yang saya cari.

2 Web 2.0, adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama kali oleh O’Reilly Media pada tahun 2003, dan dipopulerkan pada konferensi web 2.0 pertama di tahun 2004, merujuk pada generasi yang dirasakan sebagai generasi kedua layanan berbasis web—seperti situs jaringan sosial, wiki, perangkat komunikasi, dan folksonomi—yang menekankan pada kolaborasi online dan berbagi antar pengguna. O’Reilly Media, dengan kolaborasinya bersama MediaLive International, menggunakan istilah ini sebagai judul untuk sejumlah seri konferensi, dan sejak 2004 beberapa pengembang dan pemasar telah mengadopsi ungkapan ini.

Recent Posts

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Start typing and press Enter to search